Review openSUSE 13.1 dengan KDE 4.11

Berawal dari pembicaraan di sebuah kanal IRC #ubuntu-indonesia, salah satu member ada yang bilang kalau KDEnya openSUSE lebih alus sewaktu membahas tentang Desktop Environment di Linux. Dengan modal penasaran langsung saja saya menuju TKP dan baca baca review di blog blog maupun forum baik lokal dan mancanegara.

Untuk mengobati rasa penasaran langsung saja saya persiapan untuk mengunduh ISO openSUSE. Saat membuka halaman download dari situs utamanya http://www.opensuse.org/en/ agak kaget, ternyata ISO nya seukuran DVD (4.4 GB). Dengan modal modem smartfren paket unlimited FUP 5GB saya jemput bungklon ijo (maskot / logo openSUSE) dengan kecepatan rata rata 50-100Kbps menggunakan kendaraan WGET (downloader linux berbasis text / terminal)

Waktu satu malam saja tidak cukup ternyata (mulai donwload sekitar tengah malam), saya lanjutkan dengan koneksi kantor untuk membantu sedikit demi sedikit dengan kecepatan 45-50 Kbps, dengan fitur resume WGET hal ini cukup membantu saya. Setelah pulang ke kost, saya lanjutkan mengunduh dengan koneksi Smartfren, saya tinggal tidur dan paginya sudah selesai :D Horray..

Install

Setelah unduhan selesai ISO opensuse langsung saya burn ke DVD. Kemudian saya siapkan partisi untuk rumah si bungklon ijo. Kebetulan ada partisi linux yang jarang saya pakai yaitu rumahnya ubuntu 13.10, maaf anda harus di gantikan :( . Semenjak ada Deepin ubuntu jarang saya pakai, bahkan tidak pernah di pakai, ya karena laptop saya tidak cocok dengan Ubuntu, bukanya karena saya tidak suka. Oh ya maaf jadi out of topic ….

Installer openSUSE sendiri menurut saya sudah user friendly banget, tinggal klak klik, loading, beres. tapi anda harus hati hati waktu membagi / memilih partisi, sebaiknya anda mengedit partisi secara manual kalau sudah ada operating system di laptop anda sebelumnya. Proses install tidak terlalu lama, tidak sampai memakan waktu 30 menit di laptop saya (Asus X445A) dengan Processor dualcore dan Ram 2GB. Pada saat installasi kita juga bisa memilih jenis desktop apa yang akan saya gunakan, dan saya memilih KDE.

Kesan Pertama

Well,, sudah beberapa tahun saya tidak menggunakan KDE ya. Terakhir menggunakan KDE dulu pas masih belum punya komputer (loh kok bisa?). Jadi dulu itu sekitar tahun 2009 ~ 2010 sewaktu masih magang saya baru kenal dengan linux yang portable, bisa booting di flashdisk dan ukuranya kecil. Namanya SLAX, (bisa di unduh di www.slax.org) jadi memang slax di desain untuk Flashdisk, dengan desktop KDE versi 3 (kalau bener sih..). Dulu masih seneng senengnya dengan SLAX, pinjam komputer temen atau warnet tempat magang untuk main linux, cukup dengan membawa flashdisk.

Setelah Mencoba beberapa distro linux lain, dan juga beberapa macam Desktop environmen selain KDE, baru bisa membandingkan bahwa KDE versi dulu itu agak berat. Ya memang agak sumbut dengan tampilanya yang ciamik membutuhkan spesifikasi yang lumayan juga. Semenjak saat itu saya agak trauma dan jauh jauh dari KDE.

Setting KDE openSUSE Setting KDE openSUSE

Tapi semua berubah semenjak negara api menyerang keraguan saya terbantahkan oleh KDE versi terbaru. Dengan spesifikasi laptop saya ini, saya sudah mencoba beberapa distro linux dengan berbagai macam Desktop Environment Seperti Unity (Ubuntu), Mate, Deepin Desktop, elemntaryOS, semuanya sepertinya tidak cocok dengan laptop saya ini yang memang kebetulan spesifikasi menengah ke bawah. Sebelumnya Deepin lumayan membuat puas, tapi masih ada satu dua fitur yang tidak bisa saya nikmati.

Tampilan

Pertamakali menggunakan KDE terbarunya openSUSE ini saya lumayan terkesan. Bisa di bilang lebih smooth atau lebih halus dari segi graphic. Font fontnya juga lebih halus (bisa di setting antialiasing). dan memang KDE dari sononya di desain dengan menawan dan cantik. Cocok untuk pengguna linux yang baru saja migrasi dari windows, karena memang KDE bisa di bilang memiliki tata tampilan yang hampir sama dengan windows.

Dari sisi User Interfacenya juga sudah modern, banyak transparant di beberapa bagian, ikon ikon yang kinclong, kalau menurut saya KDE lebih cenderung Glassy atau mengadopsi konsep gelas atau kaca, yang transparant mengkilat dan halus.

Software Pendukung

Di openSUSE 13.1 ini sudah terinstall beberapa software pendukung untuk aktivitas sehari hari, seperti penampil gambar, pemutar musik, pemutar video, penampil dokumen PDF, Libre Office (pengganti Microsoft Office) dan lain sebagainya. Bisa di bilang paket lengkap lah, sekali install juga sudah siap pakai untuk segala urusan.

Dan lagi, Modem Smartfren saya langsung terdeteksi sebagai modem di openSUSE 13.1 ini, kalau di distro sebelumnya (ubuntu, mint, Deepin) saya harus men-Switch dari mode storage ke mode Modem menggunakan usb_modeswitch, dan butuh waktu lama ._. . Kalau di openSUSE tinggal colok langsung dial menggunakan wvdial atau Network Manager bawaan juga sudah bisa nyambung ke Internet, ini nilai plus bagi saya :D.

Dukungan Hardware (Laptop)

openSUSE sepertinya cocok untuk laptop saya. Sebelumnya saya menggunakan distro berbasis Debian/Ubuntu semua, dan ada beberapa fitur laptop yang tidak berfungsi secara sempurna. Seperti pengaturan Kecerahan Layar (brightness) di linux keluarga Ubuntu tidak bisa stabil, bahkan konfigurasi hilang saat di restart.

Tombol Shortcut Function juga berfungsi semua, Seperti menaikkan/menurunkan kecerahan layar berfungsi baik di openSUSE KDE. Tidak seperti distro sebelumnya yang sempat terinstall di laptop ini seperti elementaryOS, Ubuntu 13.10, Linux Mint.

Dari segi driver, sampai saat ini saya belum membutuhkan driver tambahan apapun. Karena memang di Kernel Linux sudah termasuk ribuan atau bahkan jutaan driver dari perangkat lawas sampai terbaru.

Satu lagi, sepertinya Baterai Laptop lebih awet menggunakan openSUSE KDE ini.

Keseluruhan

Secara keseluruhan openSUSE 13.1 KDE memang cocok untuk pemula seperti saya, Lebih user friendly bagi yang baru saja bermigrasi dari windows. Tampilanya yang cantik akan membuat anda betah, lebih halus dan enak di pandang. support dengan shortcut function di keyboard, sudah terinclude driver untuk keperluan hardware laptop (hampir semua linux tidak butuh driver tambahan untuk hardware inti), modem smartfren juga tinggal plug and play. Overall openSUSE mendapat nilai 8 dari 10.

Bagi yang penasaran dengan KDE bisa belajar melalui E-Book Berikut : Mari Menggunakan KDE yang di tulis oleh Ade Malsasa Akbar

*Maaf belum bisa memberikan Screenshot, lagi fakir bandwith. Modem kena FUP buat download openSUSE kemarin :(